This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 12 Oktober 2014


- DASAR :
- Persaudaraan.
- Olahraga
- Beladiri
- Kesenian.
- Kerohanian/Ke–SH–an.
- Persaudaraan :
2. Olahraga:
Pengertian olahraga di sini adalah mengolah tubuh / raga dengan gerakan2 pencak silat yang terdapat dalam PSHT. Adapun manfa’at bermain pencak silat:
- Memperbaiki suasana hati.
- Menumbuhkhan rasa percaya diri
- Mengurangi stress
- Menguatkan otot tubuh .
- Membantu proses metabolisme dalam tubuh.
- Membina kekuatan, kecepatan, ketepatan dan keseimbangan .
3. Beladiri : Dengan pencak silat yang di jiwai oleh pengenalan kepada sang pencipta dan diri pribadi maka pencak silat berfungsi sebagai alat membela diri untuk mempertahankan kehormatan.
PSHT tidak mengajarkan beladiri asing, karena pencak silat yang berakar pada budaya asli Indonesia yang tidak kalah mutunya dengan beladiri asing. Dengan demikian PSHT ikut mempertahankhan dan mengembangkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Kesenian
Seni adalah keindahan, dimana kesenian dalam pencak silat dapat berbentuk permainan tunggal , ganda atau massal .
Adapun tujuan seni dalam pencak silat :
- Memelihara kaidah pencak silat yang baik dengan menumbuhkan kelenturan, keluwesan dan keindahan gerakan yang di hubungkan dengan keserasian irama.
- Sebagai latihan dalam pengembangan aspek keserasian dan keselarasan yang diharapkan dapat berpengaruh dalam sikap dan perilaku hidupnya.
5. Kerohanian/Ke–SH–an:
Di dalam PSHT, kerohanian sering di sebut dengan ke – SH- an . kerohanian merupakan sumber azasi Tuhan YME untuk mencapai Manusia yang berbudi luhur guna kesempurnaan hidup. Adapun tujuan kerohanian dalam PSHT adalah untuk mendidik anggota PSHT yang berjiwa setia hati agar di dalam menempuh kehidupan ini memperoleh kebahagian dan kesejahteraan lahir batin dunia dan akhirat .
II. TUJUAN PSHT :
1. Mempertebal Rasa Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Membentuk Manusia yang berbudi Luhur, tahu benar dan tahu salah.
3. Menanamkan jiwa kesatria, cinta tanah air dan bangsa Indonesia
4. Mempertinggi seni Pencak silat dengan berpedoman wasiat SH Terate
5. Mempertebal rasa cinta sesama
6. Memperkuat mental spiritual dan fisik warga PSHT khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
7. Mempertebal kepercayaan diri bagi setiap warga PSHT atas dasar Kebenaran. Ajaran PSHT
Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam Panca Dasar tersebut PSHT berupaya membimbing warganya untuk memiliki lima watak dasar yaitu :
Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemberani dan tidak takut mati. Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh lebih baik mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan. Sederhana. Mamayu Hayuning Bawana (berusaha menjaga kelestarian, kedamaian, dan ketentraman hati) .
III. TRI BHAKTI PSHT: Berbhakti kepada Tuhan YME Berbhakti kepada orangtua Berbhakti kepada Guru atau Pelatih Melengkapi eksistensi sebagai organisasi cinta perdamaian, PSHT memformat warganya lewat beberapa butir falsafat perjuangan hidup, antara lain:
BERBUDI LUHUR TAHU BENAR DAN SALAH SERTA BERTAQWA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA.
IV. ; TRI TUNGGAL PSHT: Cerdas: apabila diberi materi senam,jurus dll..cepat nyambung/tanggap. Tangkas Apabila di beri tekhnik beladiri dipergunakan dengan baik dan benar pada waktu sambung. Tabah: Apabila mendapat cobaan kita terima dengan tabah dan ikhlas.
V. LARANGAN-LARANGAN SH TERATE Tidak boleh mendirikan latihan tanpa se izin pelatih sesepuh atau pengurus. Tidak boleh sombong Tidak boleh merusak pager ayu Tidak boleh merusak pupus ijo/Turus ijo Tidak boleh berkelahi sesama warga sh terate
VI. KEWAJIBAN SH TERATE TERHADAP LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT. PEMBERANI DAN TIDAK TAKUT MATI BERHADAPAN DENGAN MASALAH REMEH/KECIL MENGALAH DAN BARU BERTINDAK KALAU MENGHADAPI MASALAH YANG PRINSIP YANG MENYANGKUT HARKAT DAN MARTABAT KEMANUSIAAN SEDERHANA MEMAYU HAYUNING BAWONO. (BERUSAHA MENJAGA KELESTARIAN DAN KETENTRAMAN DUNIA ) SEPIRO GEDENE SENGSORO YEN TINOMPO AMUNG DADI COBA. (SEBAIK BAIKNYA SESEORANG JIKA MEMBERIKAN PERTOLONGAN DENGAN IKHLAS TANPA PAMRIH, DAN TIDAK PERLU DIKETAHUI OLEH ORANG LAIN ) OJO WATON NGOMONG YEN NGOMONG NGANGGO WATON ( JANGAN ASAL BERBICARA TAPI BERBICARALAH DENGAN DASAR OJO GAWE LARANE ING LIYAN ,OPO OLONE GAWE SENENGE ING LIYAN (JANGAN SUKA BERBUAT JELEK DENGAN SESAMA, BERBUAT KEBAJIKAN PADA SESAMA ) OJO SOK RUMONGSO BISO, NANGING SING BISO RUMONGSO (JANGAN MERASA DIRI PALING SUPER,TAPI SADAR DIRI DAN SADAR AKAN KEBERADAAN ORANG LAIN ) NGUNDUH WOHING PAKARTI, SOPO NANDUR MESTI NGUNDUH ( SEGALA DARMA PASTI AKAN BERBUAH,APAPUN PERBUATAN YANG KITA LAKUKAN PASTI AKAN KEMBALI PADA DIRI KITA SENDIRI Bertaqwa kepada tuhan YME Menjaga nama baik organisasi SH Terate Bersikap kesatria & teguh pendiriannya dalam kebenaran. Merendah diri, ( lembah manah ) Bersikap ramah tamah & sopan santun Tenggang rasa/tepo seliro Memberi contoh baik kepada masyarakat Berani karena benar takut karena salah Bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri Suka menolong, kepada masyarakat yang membutuhkan bantuannya. Tidak membuat orang lain merasa sakit hati, resah, gelisah, was-was dll. Menjaga Lingkungannya agar masyarkat merasa, Aman, Tenteram, Terlindungi dengan keberadaan kita.
VII. SIFAT-SIFAT ORANG/WARGA SH TERATE :
SUSILA, SETIA, SENTOSA, SABAR DAN BENAR ORA SAMARAN, ORA GUMUNAN, ORA KAGETAN TIDAK TAKUT RESIKONYA BILA BERLANDASKAN KEBENARAN. TABAH DALAM SEGALA COBAAN DAN PENDERITAAN. PERAMAH, MENCINTAI SESAMANYA. BERJIWA BESAR, KESATRIA, DAN BERBUDI LUHUR.
Catatan :
SUSILA, artinya : Sopan santun, Ramah tamah dimanapun, menghormati sesama manusia dan tidak melanggar Hukum
SETIA, artinya : Harus setia pada janji yang diucapkan, setia kejujurannya serta bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya.
SENTOSA artinya : Kuat lahir batinnya, tidak gentar menghadapi cobaan terhadap dirinya, dan Teguh pendiriannya.
SABAR artinya : Tidak tergesa-gesa dalam segala hal, pikir masak-masak sebelum dilakukan dalam menghadapi persoalan yang besar, rumit, kita lakukan dengan kepala dingin.
BENAR artinya :Sebelum melakukan/mengerjakan sesuatu pikir dahulu kebenarannya, diyakini, dilihat dengan panca indera.
VIII. BUKTI PERSAUDARAAN :Berjabatan tangan, bila berjumpa dengan warga / siswa dimana saja. Hormat menghormati sesama warga muda dan tua untuk menjaga kesopanan. Saling Tolong menolong sesame tidak membeda-bedakan demi persaudaraan. Adanya sambung anggota/warga, demi mempererat persaudaraan di PSHT. Tidak boleh DENDAM lahir batin.IX. TUJUAN MASUK PSHT :
1. Ingin menjadi Warga PSHT yang sesungguhnya.
2. Ingin mengetahui/belajar lebih dalam tentang Pencak silat yang diajarkan di PSHT
3. Ingin mengetahui seperti yang sudah menjadi warga PSHT yang sesungguhnya.,
Rabu, 16 Oktober 2013


(Ke-SH-an makna ajaran dan simbol Persaudaraan Setia Hati TeratE)
A. Filosofi pemakaian sabuk PSHT disebelah perut kiri
Sudah menjadi suatu hal yang lumrah jika sesuatu dalam tubuh manusia, (jawa, indonesia=islam) bahwa kanan adalah yang lebih utama dalam melakukan hal apapun dari pada bagian tubuh sebelah kiri (dinomor 1 kan).
Sabuk silat dalam PSHT sendiri melambangkan kegagahan dan kemegahan dalam pencak silat yang menunjukkan tingkatan ilmu beladiri yang telah di kuasai dan didalami oleh seorang anggota PSHT tersebut, jadi makna pemakaian sabuk PSHT ditubuh sebelah kiri itu ialah bahwa orang Terate itu dituntut agar dalam kehidupan sehari-hari, baik di kala sedang mengalami permasalahan maupun pergaulan dalam masyarakat di harapkan selalu mendahulukan kesabaran, fikiran jernih dan perdamaian (kanan nomor satu/dahulu) dari pada menggunakan keahlian dan kebisaan berupa ilmu beladiri, walaupun orang PSHT mahir dalam beladiri, namun beladiri itu sendiri harus digunakan sebagai pilihan terakhir sehingga kita tidak di perkenankan untuk bertindak gegabah, main jotos/main tangan, sebentar-sebentar berkelahi dan tidak menunjukkan pengetahuan silat PSHT di sembarang keadaan.
B. Filosofi makna ayam jago/jantan dalam Persaudaraan Setia Hati Terate
Ayam jago merupakan simbol suatu petarung yang sejati, tidak pernah mundur dalam setiap pertempuran, berani melawan musuh walaupun hanya seorang diri dan sekali bertarung tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan.
Maknanya ialah bahwa orang/warga PSHT harus menjadi manusia yang kesatria, gagah berani melawan kebatilan, dan kalau memang dalam keadaan benar dan jika terpaksa harus membela diri dan terpaksa harus bertarung, maka orang PSHT dengan jiwa kesatria harus bertempur tanpa mundur sampai titik darah penghabisan (ngeluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake). Orang PSHT pantang main keroyokan dan pantang mundur dalam pertarungan,(jiwa kesatria adalah harga mati).
C. Filosofi Tingkatan Sabuk dalam Persudaraan Setia Hati Terate-
1) Sabuk polos/hitam
Sabuk polos atau hitam, secara mendasar mengandung arti bahwa siswa yang berada di tingkat polos adalah siswa yang masih buta atau tidak mengetahui dengan baik organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Ibarat sebuah besi yang baru akan dibakar sebelum ditempa mejadi sebuah pedang, Warna hitam menunjukkan warna dasar dari pakaian SH Terate sehingga warna sabuk polos dapat berarti juga siswa polos adalah siswa yg baru belajar dan baru mengenal Persaudaraan Setia Hati Terate dan tidak boleh ditunjukan kepada orang lain.
2) Sabuk jambon/ merah muda
Sabuk jambon atau merah muda, secara mendasar mengandung maksud bahwa siswa jambon adalah siswa yg mulai mengenal SH Terate dan mengenal arah yg benar. Ibarat besi yang sudah terbakar me merah menunggu untuk ditempa, sebagai penentuan untuk menjadi apa besi tersebut, sehingga siswa jambon merupakan penentuan apakah dengan ilmu yang baru sampai jambon tersebut dia masih akan tetap ikut dan melanjutkan belajar di psht atau memilih merasa puas dan keluar dari latihan, Warna jambon atau merah muda mengandung arti warna keragu-raguan/labil, jadi sifat labil selalu ada di siswa tingkatan jambon. Dalam berbagai sumber, jambon juga mengandung maksud adalah sifat matahari yg terbit atau sifat matahari yg terbenam, yaitu sifat yg mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih dalam taraf mengantung dan belum tetap wataknya.
3) Sabuk ijo/hijau
Sabuk hijau mengandung maksud bahwa siswa hijau adalah siswa yg sudah mantap/tenang hatinya. Warna hijau mengandung arti warna keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Ibarat besi yang telah ditempa dan proses pembentukan jati diri, sehingga telah yakin akan kemana dan menjadi apa dirinya, Sifat inilah yg di harapkan terbentuk pada siswa hijau, dimana siswa tersebut maupun berbuat adil, mulai dididik untuk madep, karep, mantep, dengan mengutamakan ajaran SH Terate.
4) Sabuk putih
Sabuk putih atau putih kecil adalah tingkatan siswa yg terakhir dalam latihan Persaudaraan Setia Hati Terate. Sabuk putih berarti bahwa seseorang yang telah mencapai tingkatan ini adalah orang yang telah mengerti arah yang tujuan sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah. Ibarat sebuah besi yang telah dibakar, ditempa dan didinginkan (dimantapkan), lalu di asah sedemikian rupa sehingga menjadi sebilah pedang yang hampir siap digunakan, Pada tingkatan ini, seorang siswa akan menamatkan pelajaran SH Terate baik pelajaran olah kanuragan (beladiri) maupun pelajaran kerohanian/ke-SH-an.
Warna putih melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak yg diharapkan dari siswa tingkat putih adalah siswa tersebut dapat bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang seperti air yang mengalir. Dalam suatu pepatah SH Terate disebutkan "tiniti liring, tindak ing ati".
5) Putih besar atau Mori
Pada tingkatan sabuk putih yang terakhir inilah siswa PSHT telah menamatkan kewajiban belajar, baik olah kanuragan (beladiri) maupun kerohanian/ke-SH-an, ibarat besi yang telah dibakar, ditempa dan di asah sehingga menjadi sebuah pedang yang sempurna dan siap digunakan, seorang warga PSHT telah mewarisi sebagian besar ajaran dan ilmu PSHT, secara penuh telah menjadi sedulur tunggal kecer untuk selama-lamanya, sudah tahu yang mana yang benar, dan mana yang salah, bertindak berdasarkan kesucian hati, trampil dalam bela diri, mahir dalam mengamalkan ajaran-ajaran PSHT.
Mori, leluhur pendiri PSHT mengatakan ‘’perkoro liMO ojo nganti keRI’’
Maksudnya adalah, seorang yang sudah disah kan menjadi warga PSHT itu tidak boleh meninggalkan lima perkara, yaitu sholat wajib lima waktu sebagai kewajiban yang mutlak dikerjakan, lambang kain mori sebagai sabuk tingkat warga PSHT bermakna bahwa manusia hidup itu hanya sementara, setelah melalui proses kehidupan semua manusia bakalan mati, maka dalam jiwa warga PSHT ditanamkan bahwa mati adalah suatu yang lumrah bagi manusia, maka jika telah menyandang gelar warga Terate, kapanpun dan dimana pun harus senantiasa ingat mati dan tidak perlu takut akan kematian, warga Terate telah dibekali sabuk mori/kain kafan sebagai simbol kepasrahan kepada Allah SWT jika sewaktu-waktu sang Khalik memanggil.
Setinggi apapun ilmu seseorang, sebanyak apapun harta seseorang, jika sudah waktunya akan tetap mati dan kembali menjadi gundukkan tanah, saat itulah manusia secara ragawi hanya membawa seikat kain mori, maka saat itulah puncak dari tujuan belajar beladiri dan kerohanian di PSHT bukanlah untuk menjadi orang yang sakti pandai berkelahi, bukan juga untuk mencari sebanyak-banyak saudara, melainkan untuk menjadi seorang kesatria yang waktu selalu siap dipanggil Allah SWT untuk menghadap ke singgasana Tuhan umat manusia.
A. Filosofi pemakaian sabuk PSHT disebelah perut kiri
Sudah menjadi suatu hal yang lumrah jika sesuatu dalam tubuh manusia, (jawa, indonesia=islam) bahwa kanan adalah yang lebih utama dalam melakukan hal apapun dari pada bagian tubuh sebelah kiri (dinomor 1 kan).
Sabuk silat dalam PSHT sendiri melambangkan kegagahan dan kemegahan dalam pencak silat yang menunjukkan tingkatan ilmu beladiri yang telah di kuasai dan didalami oleh seorang anggota PSHT tersebut, jadi makna pemakaian sabuk PSHT ditubuh sebelah kiri itu ialah bahwa orang Terate itu dituntut agar dalam kehidupan sehari-hari, baik di kala sedang mengalami permasalahan maupun pergaulan dalam masyarakat di harapkan selalu mendahulukan kesabaran, fikiran jernih dan perdamaian (kanan nomor satu/dahulu) dari pada menggunakan keahlian dan kebisaan berupa ilmu beladiri, walaupun orang PSHT mahir dalam beladiri, namun beladiri itu sendiri harus digunakan sebagai pilihan terakhir sehingga kita tidak di perkenankan untuk bertindak gegabah, main jotos/main tangan, sebentar-sebentar berkelahi dan tidak menunjukkan pengetahuan silat PSHT di sembarang keadaan.
B. Filosofi makna ayam jago/jantan dalam Persaudaraan Setia Hati Terate
Ayam jago merupakan simbol suatu petarung yang sejati, tidak pernah mundur dalam setiap pertempuran, berani melawan musuh walaupun hanya seorang diri dan sekali bertarung tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan.
Maknanya ialah bahwa orang/warga PSHT harus menjadi manusia yang kesatria, gagah berani melawan kebatilan, dan kalau memang dalam keadaan benar dan jika terpaksa harus membela diri dan terpaksa harus bertarung, maka orang PSHT dengan jiwa kesatria harus bertempur tanpa mundur sampai titik darah penghabisan (ngeluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake). Orang PSHT pantang main keroyokan dan pantang mundur dalam pertarungan,(jiwa kesatria adalah harga mati).
C. Filosofi Tingkatan Sabuk dalam Persudaraan Setia Hati Terate-
1) Sabuk polos/hitam
Sabuk polos atau hitam, secara mendasar mengandung arti bahwa siswa yang berada di tingkat polos adalah siswa yang masih buta atau tidak mengetahui dengan baik organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Ibarat sebuah besi yang baru akan dibakar sebelum ditempa mejadi sebuah pedang, Warna hitam menunjukkan warna dasar dari pakaian SH Terate sehingga warna sabuk polos dapat berarti juga siswa polos adalah siswa yg baru belajar dan baru mengenal Persaudaraan Setia Hati Terate dan tidak boleh ditunjukan kepada orang lain.
2) Sabuk jambon/ merah muda
Sabuk jambon atau merah muda, secara mendasar mengandung maksud bahwa siswa jambon adalah siswa yg mulai mengenal SH Terate dan mengenal arah yg benar. Ibarat besi yang sudah terbakar me merah menunggu untuk ditempa, sebagai penentuan untuk menjadi apa besi tersebut, sehingga siswa jambon merupakan penentuan apakah dengan ilmu yang baru sampai jambon tersebut dia masih akan tetap ikut dan melanjutkan belajar di psht atau memilih merasa puas dan keluar dari latihan, Warna jambon atau merah muda mengandung arti warna keragu-raguan/labil, jadi sifat labil selalu ada di siswa tingkatan jambon. Dalam berbagai sumber, jambon juga mengandung maksud adalah sifat matahari yg terbit atau sifat matahari yg terbenam, yaitu sifat yg mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih dalam taraf mengantung dan belum tetap wataknya.
3) Sabuk ijo/hijau
Sabuk hijau mengandung maksud bahwa siswa hijau adalah siswa yg sudah mantap/tenang hatinya. Warna hijau mengandung arti warna keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Ibarat besi yang telah ditempa dan proses pembentukan jati diri, sehingga telah yakin akan kemana dan menjadi apa dirinya, Sifat inilah yg di harapkan terbentuk pada siswa hijau, dimana siswa tersebut maupun berbuat adil, mulai dididik untuk madep, karep, mantep, dengan mengutamakan ajaran SH Terate.
4) Sabuk putih
Sabuk putih atau putih kecil adalah tingkatan siswa yg terakhir dalam latihan Persaudaraan Setia Hati Terate. Sabuk putih berarti bahwa seseorang yang telah mencapai tingkatan ini adalah orang yang telah mengerti arah yang tujuan sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah. Ibarat sebuah besi yang telah dibakar, ditempa dan didinginkan (dimantapkan), lalu di asah sedemikian rupa sehingga menjadi sebilah pedang yang hampir siap digunakan, Pada tingkatan ini, seorang siswa akan menamatkan pelajaran SH Terate baik pelajaran olah kanuragan (beladiri) maupun pelajaran kerohanian/ke-SH-an.
Warna putih melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak yg diharapkan dari siswa tingkat putih adalah siswa tersebut dapat bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang seperti air yang mengalir. Dalam suatu pepatah SH Terate disebutkan "tiniti liring, tindak ing ati".
5) Putih besar atau Mori
Pada tingkatan sabuk putih yang terakhir inilah siswa PSHT telah menamatkan kewajiban belajar, baik olah kanuragan (beladiri) maupun kerohanian/ke-SH-an, ibarat besi yang telah dibakar, ditempa dan di asah sehingga menjadi sebuah pedang yang sempurna dan siap digunakan, seorang warga PSHT telah mewarisi sebagian besar ajaran dan ilmu PSHT, secara penuh telah menjadi sedulur tunggal kecer untuk selama-lamanya, sudah tahu yang mana yang benar, dan mana yang salah, bertindak berdasarkan kesucian hati, trampil dalam bela diri, mahir dalam mengamalkan ajaran-ajaran PSHT.
Mori, leluhur pendiri PSHT mengatakan ‘’perkoro liMO ojo nganti keRI’’
Maksudnya adalah, seorang yang sudah disah kan menjadi warga PSHT itu tidak boleh meninggalkan lima perkara, yaitu sholat wajib lima waktu sebagai kewajiban yang mutlak dikerjakan, lambang kain mori sebagai sabuk tingkat warga PSHT bermakna bahwa manusia hidup itu hanya sementara, setelah melalui proses kehidupan semua manusia bakalan mati, maka dalam jiwa warga PSHT ditanamkan bahwa mati adalah suatu yang lumrah bagi manusia, maka jika telah menyandang gelar warga Terate, kapanpun dan dimana pun harus senantiasa ingat mati dan tidak perlu takut akan kematian, warga Terate telah dibekali sabuk mori/kain kafan sebagai simbol kepasrahan kepada Allah SWT jika sewaktu-waktu sang Khalik memanggil.
Setinggi apapun ilmu seseorang, sebanyak apapun harta seseorang, jika sudah waktunya akan tetap mati dan kembali menjadi gundukkan tanah, saat itulah manusia secara ragawi hanya membawa seikat kain mori, maka saat itulah puncak dari tujuan belajar beladiri dan kerohanian di PSHT bukanlah untuk menjadi orang yang sakti pandai berkelahi, bukan juga untuk mencari sebanyak-banyak saudara, melainkan untuk menjadi seorang kesatria yang waktu selalu siap dipanggil Allah SWT untuk menghadap ke singgasana Tuhan umat manusia.


PERSAUDARAAN
SETIA HATI TERATE/PSHT
RAYON
BADURAME TURI LAMONGAN
I.
PANCA DASAR PSHT
(Persaudaraan-Olahraga-Beladiri-Kesenian-Kerohanian/ke-SH-an)
Sejarah
perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate tidak akan pernah lepas dari peran
penting mendiang Ki Hadjar Hardjo Oetomo, organisasi ini merupakan wujud
ungkapan atas keprihatinan beliau dan Eyang guru Besar Kie Ageng Soerodiwiryo
terhadap orang-orang pribumi yang banyak mengalami penindasan dan penurunan
moral dalam masyarakat, perjuangan panjang dalam usaha mendirikan dan
mengembangkan sayap PSHT hingga sampai sekarang ini tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan, di era zaman modern seperti ini, PSHT begitu
berkembang pesat sampai ke penjuru tanah air, buah perjuangan Bapak Pendiri
PSHT bahkan telah mengantarkan perguruan ini (TeratE) sampai ke bumi
mancanegara, seperti dikomisariat Malaysia, Australia, amsterdam,
Belanda/Netherland, singapura, Vietnam, di distrik manatuto, Timor Leste (dulu
namanya Timor Timur sebelum tahun1999/masih Wilayah Indonesia) dan di Brunei
Darussalam.
Antara
tahun 1987-1999, para pengurus administrasi PSHT Mendata jumlah Anggota/warga
PSHT yang ada, baik didalam lingkup Domestik maupun Mancanegara, hasilnya
sebanyak 208.267 orang tercatat sebagai anggota resmi, sepeninggal RM Imam
Koesoepangat di awal tahun 1988 an, tongkat kepemimpinan dipegang oleh Mas
Tarmaji Boedi Harsono, SE. data terakhir pada tahun 2010 menyebutkan bahwa
anggota PSHT telah mencapai 1,500,000 anggota yang tersebar di 187 cabang yang
tersebar di Indonesia, serta 67 komisariat Perguruan Tinggi (PT), serta 7
komisariat diluar negeri. dan sebuah angka yang membanggakan hati kita semua,
ternyata tidak hanya rakyat pribumi yang antusias mempelajari ilmu beladiri
maupun ilmu kerohanian, namun orang asing pun sangat termotivasi belajar di
PSHT untuk menjaga kesehatan, pendalaman kebatinan, dan tentu saja untuk
memperbanyak dan mempererat tali persaudaraan di PSHT.
Tidak
berbeda jauh dilingkup nusantara, termasuk jawa timur, khususnya di Ranting Turi
Lamongan, dimanapun adanya PSHT akan mengajarkan kebaikan dan keadilan bagi
manusia, sesuai dengan tujuan dari pendirian PSHT itu sendiri, yang berbunyi, ‘’Mendidik
manusia yang berbudi luhur, tahu benar dan salah’’ dengan semangat
ibadah dan perjuangan mengembangkan seni beladiri asli Indonesia, maka mas-mas
warga PSHT dengan tanpa pamrih, susah payah dan kerja keras agar dapat mencetak
punggawa-punggawa muda PSHT yang tangguh, kharismatik, kuat, komitmen pada
jalan hidup kebaikan, dan tak lupa dibekali dengan ilmu bela diri dan
persaudaraan.
Dalam
salah satu semboyan PSHT yang berbunyi ‘’selama matahari masih terbit di
ufuk timur, dan terbenam di ufuk barat, selama itu juga
Persaudaraan Setia Hati Terate akan tetap jaya untuk selama-lamanya’’, begitu
besar jiwa kebatinan para pendiri PSHT, sehingga beliau-beliau bertuah tentang
makna dan pandangan hidup orang PSHT, segala impian, cita-cita, tujuan,
pedoman, landasan dan kitab suci orang PSHT tertuang dalam keindahan dan
sakralitas lambang PSHT itu sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)